DEWI MALAM

DEWI MALAM


Beradu lantang dengan gulita separuh dunia, kini Sang Dewi Malam telah membiarkan pias ronanya dinikmati oleh jutaan umat manusia. Sang Dewi Malam pernah berjanji bahwa ia akan kembali saat jutaan umat itu tengah dalam kegelapan, mengantar malam.
Bak lampu penerang walau hanya terlihat remang tetap tak mengoyahkan prinsip Sang Dewi Malam.
Terkenal dalam berbagai mitologi, namun bukan Dewi Malam itulah yang kumaksudkan. Hanya untuk mendramatisir saja, Sang Dewi Malam yang penuh sejarah Sang Dewi Malam yang sering dipuja-puja Sang Dewi Malam yang cantik jelita dengan kepakan sayap hitamnya yang luar biasa. Sang Dewi Malam yang tinggal di Dunia Bawah pada siang hari, dan hanya datang ke bumi mulai dari senja hari sampai pagi hari.
Oh tentu bukan...
Dewi malam yang merupakan pasangan dari Bumi, dengan diameter 27%, kepadatan 60%, dan massa 181 (1.23%) dari Bumi itulah yang kumaksud.
Berbagai macam hipotesis pula yang menjelaskan tentang adanya Sang Dewi Malam ini. Hipotesis yang berlaku saat ini menjelaskan bahwa sistem Bumi-Bulan terbentuk akibat tubrukan besar, ketika benda langit seukuran Mars (bernama Theia) bertabrakan dengan proto-Bumi yang baru terbentuk, memuntahkan material ke orbit di sekitarnya yang kemudian berkumpul untuk membentuk Bulan. Ya kurang lebih seperti itulah salah satu hipotesis yang kuketahui.
Dalam heningnya malam, bersama gemintang dan hembusan anila rasakanlah betapa damainya suasana dibawah Sang Dewi.
Dunia tak hanya memberikan satu keajaiban, dunia memberikan ribuan bahkan jutaan keajaiban setiap harinya. Hanya bagaimana saja kita mampu menemukan setiap patahan dari keajaiban itu. Merangkainya menjadikan dari puing-puing kisah berserakan, menjadi kisah dengan segala ritme yang sistematis. Simple bukan?
Tidak perlu bingung untuk menemukan setiap patahan yang tercerai-berai. 
Dahulu aku sering bertanya, seperti apakah bentuk nyata dari Sang Dewi Malam?
Ibu selalu menjelaskan bahwa Dewi Malam dilangit sana, adalah seorang dewi yang begitu rupawan dan lemah lembut. Dewi yang selalu menaburkan rasa tenang dan kedamaian untuk setiap perasanya.
Ah... Kutahu itu hanya sekedar kisah dongeng belaka. Logikaku begitu polos dulu, mengiyakan setiap dongeng pengantar tidur dari sebuah buku anak-anak. 
Kini logikaku menentang semuanya, menentang bahwa Sang Dewi itu halus. hahaha... benar saja
Ternyata Dewi Malam memang tak halus sedikitpun. Permukaannya yang begitu kasar dengan penuh cekungan Sebagai akibat dari rotasi sinkron dengan Bumi, wajah Sang Dewi Malam hanya tampak satu sisi disetiap waktu sedang sisi yang lainnya tak pernah terlihat oleh para pengamat dimuka Bumi. Para astronom menamakan sisi lain yang tak pernah terlihat dari Bumi itu dengan sebutan “Far Side” atau Sisi Jauh dan sisi yang tampak dari Bumi disebut dengan “Near Side” atau sisi dekat.




Putri Mentari
Semarang, 04 Oktober 2020

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HALAL HARAM HANTAM

MUSIBAH DAN BENCANA

JILBAB WAJIB, TAK ADA IKHTILAF