PINTAR-PINTAR BODOH

PINTAR-PINTAR BODOH

                       بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم


Pintar Dunia Pintar Akhirat

Gak usah sedih kalo kita (saya dan mungkin juga anda) ternyata biasa- biasa aja, gak jago- jago amat dalam perkara dunia. Sedih itu kalo kita bodoh dalam perkara akhirat. Tauhid gak paham, syirik gak mudeng. Gak bisa bedain Sunnah dan Bid’ah. Syirik dikira Tauhid, Bid’ah dikira Sunnah.

Gak tau mana yang Haram, mana yang Halal. Sejatinya orang yang biasa- biasa dan mereka yang pinter banget dalam hal dunia itu sama saja disisi Allah, sama- sama hina, nilainya gak lebih gede dari sayap nyamuk. Yang membedakan, terpuji dan tinggi dipandangan Allah itu kalo seseorang berilmu dalam perkara agama (dan juga mengamalkannya).
Sebagaimana firman- Nya :

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡۤا اِذَا قِيۡلَ لَـكُمۡ تَفَسَّحُوۡا فِى الۡمَجٰلِسِ فَافۡسَحُوۡا يَفۡسَحِ اللّٰهُ لَـكُمۡ‌ ۚ وَاِذَا قِيۡلَ انْشُزُوۡا فَانْشُزُوۡا يَرۡفَعِ اللّٰهُ الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا مِنۡكُمۡ ۙ وَالَّذِيۡنَ اُوۡتُوا الۡعِلۡمَ دَرَجٰتٍ ‌ؕ وَاللّٰهُ بِمَا تَعۡمَلُوۡنَ خَبِيۡرٌ

“Niscaya Allah akan meninggikan orang- orang yang beriman di antaramu dan orang- orang yang diberi ilmu (agama) beberapa derajat”. (Q.S Al- Mujadilah: 11)

Dalam ayat lain, Allah menyatakan bahwa ia yang paling mulia di sisi- Nya adalah yang paling bertaqwa. 
Allah SWT berfirman:

يٰۤاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقۡنٰكُمۡ مِّنۡ ذَكَرٍ وَّاُنۡثٰى وَجَعَلۡنٰكُمۡ شُعُوۡبًا وَّقَبَآٮِٕلَ لِتَعَارَفُوۡا‌ ؕ اِنَّ اَكۡرَمَكُمۡ عِنۡدَ اللّٰهِ اَ تۡقٰٮكُمۡ‌ ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيۡمٌ خَبِيۡرٌ

“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kalian”. (Q.S Al- Hujurat: 13)

Ayat tentang bertaqwa ini tidaklah bertentangan dengan ayat tentang keutamaan berilmu agama. Karena secara logika, gak mungkin seseorang bisa bertaqwa kalo dia gak belajar, gak punya ilmu agama yang benar. Bertaqwa kepada Allah itu butuh ilmu, butuh penjelasan mana yang termasuk amalan ketaqwaan, dan manapula amalan yang (disangka) ketakwaan (dan sayangnya, kebanyakan manusia banyak yang terjatuh pada jenis yang kedua).

So, balik lagi ke awal, sedihlah kalo kita bodoh perkara agama, gak paham perkara akhirat. Pintar dalam perkara dunia baru terpuji jika kemampuan tersebut kita niatkan, kita gunakan untuk meraih pahala akhirat, menjadikan kita lebih bertakwa. 
Kalo Cuma sekedar jago, sekedar pintar, sekedar berskill, sekedar berprestasi saja? Well... ndak ada bedanya dengan mereka yang tidak beriman.




🌻 Putri Mentari

Komentar

Postingan populer dari blog ini

HALAL HARAM HANTAM

MUSIBAH DAN BENCANA

JILBAB WAJIB, TAK ADA IKHTILAF